Mei 26, 2010

inikah kenyataan negeri ini

Menenggak secangkir teh hangat,
menatap dunia di luar sana,
dan melihat orang-orang kelaparan.
Membakar sebatang rokok,
mencium bumi menghela nafas,
dan mendengar derap huru-hara.


Hiburan kota-kota besar dalam semalam,
sama dengan biaya pembangunan sepuluh desa!!!
Peradaban apakah yang kita pertahankan..??


Mengapa kita membangun kota metropolitan??
Dan alpa terhadap peradaban di desa-dea??
Kenapa pembangunan menjurus kepada penumpukan,
Dan tidak kepada pengalokasian?


Kota metropolitan di sini tidak tumbuh dari industri,
Tapi tumbuh dari kebutuhan negara industri asing
Akan pasaran kebutuhan dan sumber pengadaan bahan alam..
Kota metropolitan kini adalah sarana penumpukan
penumpukan bagi Eropa, Jepang, Cina, Amerika,
Australia, dan negara industri lainnya.


Di manakah jalan lalu lintas yang dulu pernah ada?
Yang neghubungkan desa dengan desa lainnya?
Kini telah terlantarkan oleh ketiadaan.
Menjadi selokan atau kubangan sampah metropolitan.
Jalan lalu lintas masa kini,
Mewarisi pola rencana penjajah tempo dulu,
yaitu alat penyaluran barang-barang asing dari
Pelabuhan ke kabupaten-kabupaten dan
Bahan alam dari kabupaten-kabupaten ke pelabuhan..
sungguh tragis dan miris sekali..


Jalan lalu lintas yang diciptakan khusus,
kini tidak untuk petani,
Tetapi untuk pedagang perantara dan cukong-cukong negeri penjajah.
penjajahan ekonomi yang kini merajalela di tanah pertiwi..




Kini hanyut di dalam arus peradaban yang tidak kita kuasai.
jujur aku merasa asing di negeri sendiri.
Di mana kita hanya mampu makan dan berak,
tetapi tanpa ada daya untuk menciptakan..
Apakah kita akan berhenti sampai di sini?


Apakah semua negara yang ingin maju harus menjadi negara industri?
Apakah kita bermimpi untuk punya pabrik-pabrik
Yang sejatinya tidak henti-hentinya menghasilkan
dan harus senantiasa menghasilkan….???
Dan akhirnya memaksa negara lain
Untuk menjadi sasaran pasaran produk-produk mereka??


Apakah pilihan lain dari industri hanya pariwisata?
Apakah pemikiran ekonomi kita
Hanya menetek pada komunisme dan kapitalisme?
Kenapa lingkungan kita sendiri tidak dikira?
Apakah kita akan hanyut begitu saja terbawa arus air bah??




Kita telah dikuasai satu mimpi
Untuk menjadi orang lain.
Kita telah menjadi asing
di tanah leluhur sendiri.
Orang-orang desa blingsatan, mengejar mimpi,
Dan menghamba ke Jakarta.
Orang-orang Jakarta blingsatan, mengejar mimpi
Dan menghamba kepada Jepang,
Eropa, ataupun Amerika.


apakah ini jati diri bangsa kita??..
apakah harus menghamba dalam ketiadaan??..
dimanakah dasar-dasar pondasi negeri ini..


ahh entahlah..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar